Jumat, 02 April 2010

“MENINGKATKAN KREATIFITAS ANAK SEKOLAH DASAR”

A. LATAR BELAKANG
Pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas mampu mengantar Indonesia ke posisi kedepan,yaitu kebutuhan akan pengembangan bakat dan kreatifitas yang cukup dirasakan sudah amat mendesak. Kreatifitas adalah asensial untuk pertumbuhan dan keberhasilan pribadi, yang sangat berguna untuk pembangunan Indonesia. Sehubungan dengan ini peranan orang tua, guru, dan masyarakat amat menentukan. Anak yang kreatif adalah mereka yang mempunyai sumber daya yang berkualitas, yang bermakna, yang disia-siakan dengan tidak memberikan perhatian dan pelayanan khusus kepada mereka, semua itu adalah kewajiban kita semua untuk membantu memupuk talenta dan kemampuan mereka.
Karangan yang berjudul “ Meningkatkan Kreatifitas Anak Usia Sekolah Dasar “ akan kami tulis dengan tujuan sebagai asumsi dan bahan dasar dalam pembinaan yang tepat untuk mengembangkan bakat maupun kemampuan anak dilingkungan sekitar dan disekolah secara utuh dan optimal. Karena hal ini dapat memberikan keuntungan bagi perkembangan pada diri anak masing-masing agar mereka mampu mengaktualisasikan diri yakni sehat mental, hidup sepenuhnya dan produktif, cenderung menghadapi semua aspek kehidupannya secara fleksibel dan kreatif, sebab dengan kreatif berarti mengembangkan talenta yang dimiliki, belajar menggunakan kemampuan diri sendiri secara optimal, menjajaki gagasan baru, tempat-tempat baru, aktifitas-aktifitas baru, mengembangkan kepekaan terhadap masalah lingkungan, dan masalah orang lain ataupun masalah kemanusiaan.
Dengan demikian karangan ini akan membahas tentang :
1. Pengertian kreatifitas anak
2. Ciri-ciri anak kreatif
3. Sikap anak kreatif
4. Cara membentuk anak kreatif
5. Kendala meningkatkan kreatifitas anak
6. Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam meningkatkan kreatifitas anak
7. Cara menghargai kreatifitas anak

1. Pengertian Kreatifitas
Menurut Strenberg, kreatifitas adalah titik pertemuan yang khas antara tiga atribut psikologis meliputi: intelegensi, gaya kognitif, dan kepribadian atau motifasi.
Menurut Prof. Dr. Utami Munandar, kreatifitas adalah daya cipta yang memungkinkan penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu dan teknologi, serta dalam bidang usaha manusia lainnya.
Menurut Hulbeck, kreatifitas yaitu tindakan kreatif yang muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dalam lingkungannya.
Menurut kelompok kami, kreatifitas adalah kemampuan atau potensi yang dimiliki setiap orang melalui daya imajinasinya untuk menciptakan sesuatu yang menurut mereka adalah suatu karya.
Kreatifitas bias juga di artikan dengan hasil interaksi antara individu dengan lingkungannya karena seseorang bias mempengaruhi dan di pengaruhi oleh lingkungan dimana ia berada. Dengan demikian di dalam individu maupun didalam lingkungan dapat menunjang atau dapat menghambat upaya kreatif. Implikasinya ialah bahwa kemampuan kreatif dapat di tingkatkan melalui pendidikan.

2. Ciri-ciri Anak Kreatif pada usia SD
Anak kreaatif memiliki ciri-ciri yang berbeda dari anak yang lainnya, ciri-ciri dari tiap anak merupakan kelebihan baginya karena setiap anak memiliki “bakat” alami. Seperti beberapa ciri anak kreatif di bawah ini antara lain:
1. Lancar berpikir
Ia cenderung biasa memberi banyak jawaban terhadap suatu pertanyaan. Selain itu ia mampu memberikan banyak solusi dari sebuah masalah yang di hadapinya karena kemampuan ini yang sangat penting di kembangkan, semakin kreatif maka ia akan dengan mudah menjawab semua masalah dan tantangan hidupnya. Karena segala sesuatu yang ia ungkapkan merupakan bentuk dari pemikirannya sendiri dan ia olah menjadi sebaik mungkin dan sekreatif mungkin dalam kelancaran berpikirnya.
2. Fleksibel dalam berpikir
Ia merupakan anak yang mampu memberi jawaban secara berfareasi, ia juga dapat melihat suatu masalah dalam berbagai sudut pandang. Seorang yang fleksibel akan dengan mudah menyesuaikan diri dalam berbagai keadaan sehingga ia mepunyai banyak alternatif untuk mentuntaskan suatu masalah. Sebab selain daripada itu, ia merupakan anak yang mampu menguasai berbagai bidang dalam menemukan suatu solusi dari satu cara menjadi berbagai cara dalam berpikir
3. Orisinal dalam berpikir
Ia dapat memberi jawaban-jawaban yang jarang diberikan anak lain. Jawabanya membuat kita menjadi tak terpikirkan oleh orang lain. Ia mempunyai kecerdasan berpikir yang tinggi dan mendapatkan penjelasan secara ilmiah, serta senantiasa mempunyai gagasan-gagasan yang otentik atau asli serta memberikan jawaban yang konkret menurut dia adalah pandangannya ketika ia menemukan suatu penemuan dan ia sampaikan sesuai dengan kondisi di sekitarnya dan menjadi sebuah jawaban yang benar- benar nyata dan murni menurut pengamatannya.
4. Elaborasi
Ia mampu menggabungkan atau memberi gagasan atas jawaban yang dikemukakan, ia juga memperkaya jawabanya dengan memperinci sampai hal-hal kecil karena ia merupakan jenis anak yang berminat untuk melakukan macam-macam hal, sehingga ia mampu untuk mengembangkan segala potensi yang ada di pikiranya dan mengemukakan gagasanya. Mereka juga merupakan anak yang dapat memikirkan sebuah ide dalam beberapa gagasan dan menyatukannya dalambentuk berbagai macam ungkapan seperti: menggambar yang di beri keterangan ungkapan seseorang, berpikir secara murni yang di awali dengan satu gagasan yang kemudian ia menemukan gagasan selanjutnya untuk di padukan dan di gabungkan.

3. Sikap anak kreatif

Selain ada beberapa ciri-ciri yang dimiliki oleh anak kreatif, mereka pun juga memiliki sikap yang positif. Sehubungan dengan itu pengembangan kemampuan berpikir kreatif juga memperhatikan ciri-ciri kepribadian kreatif maupun sikapnya. Sikap kreatif yang terjadi pada anak dapat di tunjukkan melalui ciri-cirinya sebagai berikut :
1. Rasa ingin tahu yang besar
Anak yang memiliki sikap yang kreatif seperti ini adalah cenderung tertarik terhadap tugas-tugas baru dan berusaha menganggapnya sebagai tantangan, senang bereksperimen spontan. Mereka ingin mengetahui suatu masalah yang muncul di sekitar siswa dan memecahkannya dari berbagai sudut pandang serta mengembangkan pengetahuannya melalui suatu tindakan-tindakan kreatif. Karena apa yang ia kerjakan semata-mata belum cukup untuk meninjau kembali apa yang ia lakukan dan berusaha dengan keras untuk mengetahui segala sesuatu yang menurutnya belum ia dapatkan selama ia berada di suatu tempat. Contohnya : melalui permainan pura-pura atau drama seperti bermain peran dalam profesi dokter, guru, pilot, dan polisi. Ia bisa melakukan permainan itu sendiri ataupun dengan temannya.
2. Percaya diri
Pada anak yang memiliki ciri-ciri diatas, mereka adalah yang mengambil resiko untuk membuat kesalahan atau untuk dikritik oleh orang lain, tidak mudah putus asa, senang mencari pengalaman baru atau hal-hal yang menarik bagi mereka, berani, dan yakin akan keputusan yang ditetapkannya sendiri serta tidak mudah terpengaruh atau tergoyahkan keyakinannya oleh perkataan dan perbuatan orang lain. Anak yang memiliki cirri-ciri sebagai berikut adalah anak yang mampu menguatkan kemampuannya di hadapan orang lain, dengan kata lain ia adalah anak yang bangga dengan dirinya sendiri dalam mengeksplorasi sesuatu dan tidak mudah takut untukmmenyampaikan segala sesuatu yang ia miliki.
3. Imajinatif
Anak yang memiliki sikap kreatif diatas, mereka adalah anak yang mampu menggunakan potensi dan daya kemampuannya untuk berfikir secara spontan untuk membentuk suatu gagasan secara nalar berdasarkan rasa imajinasinya yang tinggi dalam mengungkapkan maupun menanggapi suatu hal. Anak yang imajinatif cenderumg memiliki kekayaan pemikiran, ide, gagasan, dan bentuk ungkapan yang terkadang bentuk kekayaan itu bisa menimbulkan kelucuan. Namun dengan berawal dari kelucuan mereka mampu menciptakan ide sembarang yang bisa memunculkan imajinasi anak untuk mengembangkan kreatifitasnya.
Untuk dapat memahami bentuk sikap kreatif anak, bisa juga kita lihat dari ekspresi kreatif anak usia SD yaitu jika di lihat dari kemampuan anak untuk berkreasi pada usia SD sudah tinggi dan lebih baik karena anak sudah bergaul dengan lingkungan luar rumah dan sekolah.sebab pengetahuan dan tahap perkembangan mereka sudah lebih maju terutama perkembangan sosialnya dimana anak sudah berinteraksi dengan teman sebayanya. Selain itu juga bisa kita lihat dengan kegiatannya dalam menciptakan sesuatu seperti membuat mainan sendiri, misal mainan pistol-pistolan yang terbuat dari koran bekas. Pada anak usia SD juga dapat kita saksikan di sekitar anak yang mana mereka mampu menggunakan media yang ada di lingkungannya menjadi sebuah pilihan-pilihan serta mengumpulkan terobosan baru dalam bermain atau mereka akan melakukan percobaan sendiri untuk menambah wawasan baik di lingkungan rumah maupun lingkungan sekolah.

4. Cara Membentuk Anak Kreatif
Dalam membantu anak mewujudkan kreatifitas mereka maka anak perlu dilatih dalam ketrampilan tertentu sesuai dengan minat pribadinya dan diberi kesempatan untuk mengembangkan bakat atau talenta mereka. Ada baiknya pula orang tua dan anak melakukan aktifitas bersama-sama. Misalnya saja mengajak anak berolahraga, melukis, mengarang atau menyanyi. Dengan demikian anak akan merekam perilaku orang tuanya sehingga membekas dalam benaknya. Berikut cara-cara yang dilakukan untuk membentuk kreatifitas anak :
1. Memberikan cerita pada anak
Pada dasarnya semua orang menyukai cerita apalagi anak-anak. Karena anak mempunyai sifat dimana mereka mudah menyerap pembelajaran melalui cerita-cerita. Beberapa manfaat cerita bagi anak antara lain anak mendapat pelajaran moral yang berharga dari cerita tersebut. Anak bisa mengambil banyak hikmah dari berbagai peristiwa kehidupan yang ada pada cerita-cerita tersebut. Misalnya cerita maling kundang, anak dapat mengambil hikmahnya bahwa seorang anak tidak boleh durhaka pada orang tua. Kreatifitas anak akan lebih terasa karena melalui imajinasi dan potensi kecerdasan anak akan optimal berkembang.
2. Permainan kreatif
Orang tua dapat melakukan permainan yang bersifat mendidik, misalnya saja puzzle atau mainan merangkai. Hal ini dapat melatih daya ingat anak agar lebih tajam dalam mengingat.Melalui bermain anak akan belajar menghadapi tantangan, dan menemukan minat-minat mereka. Anak yang menggunakan waktunya untuk bermain cenderung lebih kreatif pada tugas-tugas yang mereka lakukan segera sesudah itu daripada anak yang dari tugas satu langsung melakukan tugas lain. Dalm bermain dengan anak adalah untuk menghindari dan mengawasi terlalu banyak. Meskipun tampaknya anak mengalami kesulitan melakukan sesuatu, ia perlu waktu dan ruang untuk mencoba menyelesaikannya sendiri. Sekalipun anak menggunakan alat permainan dengan cara yang salah, biarkan dia menemukan sendiri cara yang tepat dan mungkin baru untuk menggunakannya. Karena pada saat itu orang tua merasa khawatir jika anak bermain fantasi, padahal cara bermain seperti ini dapat membantu anak menghadapi beberapa maslah psikologi dan dapat merangsang kreatifitas. Selain itu juga orang tua terkadang mengkhawatirkan dampak televisi terhadap perkembangan anak. Sebetulnya masalahnya bukan semata-mata apa yang di tonton tetapi dengan berjam-jam menonton televisi anak tidak melakukan kegiatan lain yang melibatkannya secara aktif dan kreatif.
3. Tidak mengambil alih tanggung jawab anak
Pelajaran tanggung jawab sangat perlu ditanamkan pada anak sejak dini. Karena anak akan lebih memahami arti dari tanggung jawab dan melaksanakan tugasnya dengan baik. Ketika anak tidak dapat melaksanakan tanggung jawabnya orang tua sebaiknya memberi arahan dan pengertian mengenai suatu tugas yang harus dilaksanakan dengan disertai tanggung jawab.
4. Memberikan pilihan
Pendidikan ini perlu diberikan agar ketegasan dan sikap kemandirian anak terpupuk sejak dini. Untuk mengembangkan kreatifitas anak orang tua bisa melatih anak untuk memilih misalnya orang tua menawarkan menu makanan pada anak dan anak di berikan kebebasan untuk memilih menu yang ia inginkan. Secara tidak langsung kreatifitas anak dapat terbentuk karena anak dapat mengutarakan apa yang di inginkan serta anak dapat memberi alasan dan dapat mempertanggung jawabkan pilihan tersebut.
5. Menggambar
Menggambar merupakan salah satu bentuk ekspresi kecerdasan atau visual.karena itu berilah kebebasan dan fasilitas anak untuk menggambar. Agar mereka dapat berpikir secara kreatif dalam mengembangkan kemampuannya ketika melatih bakat yang telah ada sejak anak mampu menyampaikannya dalam ungkapan ekspresi atau luapan gambar yang secara langsung adalah hasil dari ciptaan anak karena suasana hatinya dalam menciptakan bentuk gambar tersebut.
6. Menanggap anak sebagai manusia
Anggaplah anak sebagai manusia secara utuh karena terkadang orang tua menyepelekan hal ini.mungkin karena orang tua menganggap anak masih kecil sehingga saat orang tua bersama anaknya, anak tersebut dianggap seperti tidak ada. Terkadang pendapat anak juga tidak di dengar oleh orang tua padahal anak juga manusia yang bisa mendengar, memiliki perasaan, bisa berbicara karena anak merupakan manusia yang sempurna,sebagaimana yang lainnya.
Sikap yang dapat diterapkan oleh orang tua ialah:
1. Memberikan kesempatan anak mengungkapkan perasaannya.
2. Mendengarkan anak ketika ia berbicara dan menjawab setiap pertanyaan
3. Saat bertemu dengan orang lain, sebaiknya anak juga di perkenalkan pada orang lain dan meminta anak untuk beerjabat tangan dengan orang yang diperkenalkan tersebut
4. Selalu menghitungkan kehadiran anak, dan tidak pernah mengabaikannya.
Manfaat dari sikap orang tua yang menganggap anak sebagai manusia yang utuh adalah anak akan menyadari bahwa dirinya juga di anggap sebagaimana manusia yang lain, sehingga anak akan memiliki motivasi yang tinggi untuk berkembang, anak akan memilikirasa percaya diri dalam banyak hal positif bagi perkembangan kreatifitas anak, dan anak juga akan bisa menghargai orang lain karena ia merasa jika ia juga dihargai oleh orang lain pula.

5. Kendala Meningkatkan Kreatifitas Anak
Dalam mengembangkan dan mewujudkan potensi kreatifitasnya seseorang akan mengalami berbagai hambatan baik itu anak seusia sekolah dasar ataupun orang dewasa yang dapat merusak bahkan mematikan kreatifitasnya, sumber hambatan bisa bersifat internal yaitu berasal dari individu itu sendiri dan dapat juga bersifat eksternal yaitu terletak pada lingkungan individu, baik lingkungan besar seperti kebudayaan dan masyarakat maupun lingkungan kecil misalnya keluarga, sekolah, dan teman sebaya.
1. Kendala eksternal
Kendala eksternal merupakan kendala yang berasal dari luar diri individu. Kendala eksternal meliputi :
a. Hambatan dari sosialisasi siswa atau teman sebaya
Yaitu setiap anak akan memerlukan pengendalian agar mereka merasa aman dalam lingkungan yang stabil oleh karena itu kita sebagai guru ataupun orang tua harus bertindak secara seimbang dan juga perlu dalam menentukan batas terhadap perilaku mereka agar mereka dapat mempertahankan motivasinya.
b. Kendala dari rumah
Terkadang orang tua memaksakan anak untuk mengikuti keinginannya tanpa memperdulikan apa yang diinginkan oleh anak. Hal semacam ini dapat menghambat daya kreatifitas anak dan anak enggan untuk mengeksplorasi potensi yang ada pada diri mereka. Untuk mengatasi hal ini orang tua sekali waktu perlu memperhatikan dan mengikuti keinginan anak. Selain itu orang tua juga bisa membuat kondisi rumah menjadi tempat pembelajaran yang menyenangkan bagi anak.Adapun juga di rumah anak yang sering mendapat banyak tekanan sehingga di sekolah ia banyak tekanan juga, seperti menghadapi guru yang menerapkan aturan-aturan ketat dengan ancaman hukuman. Dalam menghadapi kendala yang seperti ini. Dengan demikian anak akan merasa senang karena dapat mengembangkan kreatifitasnya untuk melakukan macam-macam kegiatan sesuai yang ia inginkan.

c. Kendala dari sekolah
Kendala dalam perkembangan kreatifitas anak juga dapat terjadi disekolah dan pada guru yang sebetulnya ingin memupuk kreatifitas siswa. Terkadang guru bersikap diktator pada siswa, misalnya saja ketika pelajaran kesenian guru sering menugaskan siswa untuk menggambar sesuai dengan tema yang deperintahkannya. Padahal seharusnya guru memberi kebebasan pada siswa untuk menggambar sesuai dengan apa yang siswa inginkan. Selain itu untuk memupuk kreatifitas siswa guru dapat melakukannya dengan pemberian motivasi-motivasi yang baik dan setiap perkataannya membuat siswa lebih memacu potensi mereka. Sistem dan metode pembelajaran harus lebih bervariasi agar kegiatan belajar mengajar siswa tidak jenuh hanya dengan satu metode.
Kendala lain adalah sistem sekolah, bagi anak yang memilkiminat-minat khusus dan tingkat kreatifitas tinggi, sebagian dari mereka merasakan bahwa sekolah sangat membosankan. Salah satu ciri anak berbakat ialah merasa bosan dengan tugas-tugas rutin, kebosanan dapat timbul karena cara-cara belajar mengajar yang tidak tepat. Cara terbaik untuk menghindari menurunnya minat dan timbulnya kebosanan ialah dengan meningkatkan motivasi intrinsik. Bagi siswa yang berbakat pembelajaran harus menantang, dengan memberikan kepada mereka bahan pelajaran yang lebih majemuk dan merangsang perkembangan potensi siswa.
2. Kendala Internal
Kendala internal adalah kendala yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri. Pada dasarnya semua anak itu mempunyai potensi dan daya kreatifitas masing-masing. Tapi terkadang mereka sulit untuk mengembangkannya, rasa takut, tidak percaya diri dan takut akan kegagalan sering dimiliki oleh siswa. Kita sebagai orang tua, guru dan teman bagi anak harus bisa memahami keadaan siswa. Kita juga harus bisa merangsang siswa untuk dapat mengembangkan daya kreatifitasnya dengan cara pemberian motivasi atau dorongan, pemberian hadiah juga bisa dilakukan dan memanfaatkan lingkungan yang ada sebagai bahan pembelajaran.

6. Usaha yang Dilakukan Untuk Meningkatkan Kreatifitas Anak
1. Dari orang tua tidak banyak menentukan aturan perilaku dalam keluarga seperti hanya jumlah jam belajar, waktu tidur dan aturan untuk kegiatan lain. Dan orang tua biasanya tidak “permisive” dalam cara asuhan, selain itu orang tua selalu menentukan aturan yang jelas dan mendorong anak-anak mereka untuk menentukan perilaku apa yang mencerminkan nilainya tersebut. Pertama, orang tua di rumah menekankan siswa untuk menerima situasi ini dan menyesuaikan diri. Anak harus belajar bahwa orang memang berbeda-beda dan ia harus belajar hidup dengan mereka.Kedua, dengan menghibur anak bersama-sama melakukan sesuaatu yang menyenagkan jika anak baru mendapat teguran atau hukuman di sekolah. Orang tua hendaknya dapat membantu anak menemukan minat-minat mereka yang paling mendalam dengan mendorong anak melakukan kegiatan-kegiatan yang beragam, menunjukkkan kesempatan dan kemungkinan yang ada, orang tua juga hendaknya dapat menghargai minat instrinsik anak, dan menunjukkan perhatian dalm melibatkan diri secara intelektual dengan baik, mendiskusikan masalah, mempertanyakan, menjajaki, dan mengkaji.
2. Anggota keluarga saling memberikan nama atau julukan lucu dan menggunakan ciri khas bahasa yang hanya dapat dimengerti oleh keluarga itu sendiri. Ternyata rasa humor mendapat peringkat jauh lebih tinggi oleh keluarga kreatif daripada keluarga perbandingan (kontrol).
3. Dari diri sendiri selalu melakukan kerja keras dan selalu merasa dapat melakukan bekerja jauh lebih keras.
4. Orang tua selalu menawarkan pengalaman-pengalaman baru kepada anak. Anak dilibatkan dalam membuat cerita atau nyanyian, anggota keluarga sering bersama-sama melakukan kegiatan seperti menggambar atau melukis.
5. Orang tua memberikan kebebasan pada anak dengan tidak terlalu membatasi kegiatan anak .
6. Orang tua selalu percaya akan kemampuan anak dan menghargai prestasi anak.

Brainsroarming

Penerapan PKP dalam pembelajaran adalah :
Memberi penekanan agar dalam pembelajaran itu para murid dilatihkan keterampilan – keterampilan mendasar yang biasa dipergunakan para ilmuwan dalam menghasilkan penemuan – penemuan besar dalam ilmu pengetahuan. Dengan penerapan PKP dalam pembelajaran, murid dengan memproseskan perolehannya akan mampu menemukan sendiri fakta, konsep, dan atau prinsip (pengembangan pengetahuan – pemahaman dalam ranah kognitif), dan seiring dengan itu, pembelajaran itu secara berangsur tapi berlanjut akan mengembangkan sikap dan nilai pada siswa yang relevan seperti cermat, teliti, jujur, dsb.

Manfaat PKP dalam pembelajaran adalah :
Dengan penerapan PKP dalam pembelajaran, murid akan memperoleh pengertian yang tepat tentang hakekat pengetahuan.
Dengan penerapan PKP dalam pembelajaran, bararti ilmu pengetahuan, tidak sekedar memperoleh informasi tentang ilmu pengetahuan itu.
Dengan penerapan PKP dalam pembelajaran, murid secara serentak belajar tentang proses dan produk ilmu pengetahuan.


Penerapan PKP dalam pembuatan RPP adalah :
Setiap pembelajaran selalu berlangsung dalam tiga tahapan utama, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan penilian. Kajian tentang penerapan PKP itu dibatasi hanya pada tahap perencanaan saja, karena tahap pelaksanaan dan penilaian hanya didasarkan pada situasi dan kondisi yang telah ada.
Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran harus didahului dengan beberapa kegiatan sbelum mulai merancang pembelajaran itu. Kegiatan sebelum perancangan itu, antara lain diperlukan hal – hal berikut :
a. Pemahaman yang tepat tentang kurikulum, utamanya silabus, yanh menjadi acuan dalam pembelajaran yang akan direncanakan itu : kaji dengan cermat kompetensi, indikator, pengalaman belaajar, materi pokok, dll. Pilih pengalaman belajar dan materi pokok yang cocok untuk penerapan PKP dalam pelaksanaan pembelajaran itu.
b. Pemahaman yang tepat tentang tingkat perkembangan dan kemampuan murid yang akan mengikuti pembelajaran itu, utamanya tentang kemampuan awalnya (entering behavior).
c. Fasilitas pembelajaran yang tersedia / dapat disediakan dan dapat dipergunakan dalam pembelajaran : sumber belajar, media pembelajaran, alat dan bahan yang diperlukan.
Selanjutnya pilih keterampilan proses yang sesuai dengan keperluan pembelajaran berdasarkan hasil kajian butir 1, 2, 3 tersebut di atas.

Tugas Perencanaan Pembelajaran Pengembangan Materi

A. Pengertian Bahan Ajar (materi pembelajaran)
Bahan ajar atau materi pembelajaran (instruksional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jeni-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai.
No Jenis materi Pengertian dan contoh
1 fakta Menyebutkan kapan, berapa, nama, dan dimana.
Contoh: Negara RI merdeka pada tanggal 17 agustus 1945, seminggu ada 7 hari, ibukota Negara RI Jakarta, ujung pandang terletak di sulawesi selatan
2 konsep Definisi, identifikasi, klasifikasi, cirri-ciri khusus.
Contih: hokum adalah peraturan yang harus di patuhi dan di taati, dan jika di langgar dikenai sanksi berupa denda atau pidana
3 prinsip Penerapan dalil, hukum, atau rumus (jika….maka….)
Contoh: hokum permintaan dan penawaran(jika penawaran tetap permintaan naik, maka harga akan naik)
4 prosedur Bagan arus atau bagan alur, algoritma, langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut.
Contoh:
Langkah-langkah menjumlahkan pecahan ialah:
1) Menyamakan penyebut
2) Menjumlahkan pembilang dengan pembilang dari penyebut yang telah di samakan
3) Menuliskan dalam bentuk pecahan hasil penjumlahan pembilang dan penyebut yang telah disamakan







B. Prinsip-prinsip bahan ajar
Ada beberapa prinsip yang perlu di perhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran. Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi
a. Prinsip relevansi, artinya: keterkaitan.
Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada keterkaiatn atau ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi dasar
Misalnya: jika kompetensi yang di harapkan di kuasai siswa berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang di ajrkan harus berupa fakta atau bahan hafalan.
b. Prinsip konsistensi, artinya:keajegan.
Jika kompetensi dasar yang harus di kuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus di ajarakan juga harus meliputi empat macam
Misalnya: kompetensi dasar yang harus di kuasai siswa adalah pengoperasian bilangan yang meliputi penambahan, pengurangan, pengalian, dan pembagian. Maka, materi yang di ajarkan juga harus meliputi teknik penjumlahan, pengurangan, pengalian, dan pembagian.
c. Prinsip kecukupan, artinya: materi yang di ajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang di ajarkan. Materi tidak terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.

C. Langkah –langkah pemilihan bahan ajar
Pemilihan bahan ajar haruslah mengacu atau merujuk pada standar kompetensi. Secara garis besar langkah pemilihan bahan ajar, meliputi:
a. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar. Setiap aspek standar kompetensi memerlukan materi pembelajaran atau bahan ajar yang berbeda-beda untuk membantu pencapaiannya
b. Mengidentifikasi jenis-jenis materi pembelajaran
Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar kompetensi, materi pembelajaran juga dapat di bedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
c. Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah di tentukan sebab setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi pembelajaran atau metode, media dan sistem evaluasi atau penilaian yang berbeda-beda.
d. Memilih sumber bahan ajar, materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita temukan dari berbagai sumbar seperti buku pelajaran, majalah, jurnal, koran, internet, media audio visual, dsb

D. Penentuan cakupan dan urutan bahan ajar
a.Penentuan cakupan bahan ajar
Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus di perhatikan apakah materinya berupa aspek kognitif, aspek afektif, ataukah aspek psikomotorik, sebab nantinya juga sudah di bawa kekelas maka masing-masing jenis materi tersebut memerlukan strategi dan media pembelajaran yang berbeda-beda. Selain memperhatikan jenis materi pembelajaran juga harus memperhatikan prinsip-prinsip yang perlu di gunakan dalam menentukan cakupan materi pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman materi. Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan berapa banyak materi-materi yang di masukkan ke dalam suatu materi pembelajaran, sedangkan kedalaman materi menyangkut seberapa detail konsep-konsep yang terkandung di dalamnya harus di pelajari atau di kuasai oleh siswa.

b. Penentuan urutan bahan ajar
urutan penyajian bahan ajar sangat penting untuk menentukan urutan mempelajari atau mengajarkannya. Tanpa urutan yang tepat, jika di antar beberapa materi pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat akan menyulitkan siswa dalam mempelajarinya. Materi pembelajaran yang sudah di tentukan ruang lingkup seta kedalamannya dapat di urutkan melalui dua pendekatan pokok, yaitu pendekatan procedural dan hierarkis.
1. Pendekatan prosedural
Urutan materi pembelajaran secara procedural menggambarkan langkah-langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas. Misalnya: langkah-langkah menelpon, langkah-langkah mengoperasikan peralatan kamera video.
2. Pendekatan hierarkis
Urutan materi pembelajaran secaraita te hierarkis menggambarkan urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya harus di pelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya. Contoh urutan hierarkis soal cerita tentang perhitungan laba rugi dalam jual beli. Agar siswa mampu menghitung laba atau rugi dalam jual beli, siswa terlebih dahul harus mempelajari konsep atau pengertian laba, rugi, penjualan, pembelian, modal dasar. Setelah itu siswa perlu mempelajari rumus menghitung laba, dan rugi. Selanjutnya siswa menerapkan dalil atau p;rinsip jual beli.
E. Sumber bahan ajar
Sumber bahan ajr merupakan tempat dimana bahan ajar dapat di perolah. Dalam mencari sumber bahan ajar, siswa dapat dilibatkan untuk mencarinya. Misalnya: siswa di tugasi untuk mencari koran, majalah, hasil penelitian, dsb. Hal ini sesuai prinsip pembelajaran siswa aktif(CBSA). Berbagai sumber dapat kita gunakan untuk mendapatkan materi pembelajaran dari setiap standar kompetensi dan kompetensi daasar. Sumber-sumber yang di maksud dapat di sebutkan sebagai berikut:
1) Buku teks
Dari berbagai penerbit dapat dipilih untuk di gunakan sebagai sumber bahan ajar. Buku teks yang di gunakan sebagai sumber bahan ajar untuk suatu jenis mata pelajaran tidak harus satu jenis. Gunakan sebanyak mungkin buku teks agar dapat di peroleh wawasan yang luas
2) Laporan hasil penelitian
Laporan hasil penelitian sangat berguna untuk mendapatkan sumber bahan ajar yang actual atau mutakhir
3) Jurnal ( penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah )
Jurnal sangat bermanfaat untuk di gunakan sebagai sumber bahan ajar. Jurnal berisikan berbagai hasil penelitan dan pendapat dari para ahli di bidangnya masing-masing yang telah dikaji kebenaranya
4) Pakar bidang studi
Pakar bidang studi penting di gunakan sebagai sumber bahan ajar. Pakar tadi dapat dimintai konsultasi mengenai kebenaran materi atau bahan ajar, ruang lingkup, kedalaman, urutan. dsb
5) Professional
Kalangan professional adalah orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu. Misalnya kalangan perbangan yang tentu ahli di bidang ekonomi dan keuangan. Oleh karena itu bahan ajar yang berkenaan dengan ekonomi dan keuangan dapat di tanyakan pada orang-orang yang bekerja di perbangan.
6) Buku kurikulum
Buku kurikulum penting untuk di gunakan sebagai sumber bahan ajar. Berdasarkan kurikulum maka standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi bahan dapat di temukan. Hanya saja materi yang tercantum dalam kurikulum hanya berisikan pokok-pokok materi. Oleh sebab itu gurulah yang harus menjabarkan materi pokok menjadi bahan ajar yang terperinci.
7) Penerbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan.
Penerbitan berkala seperti koran banyak berisikan informasi yang berkenaan dengan bahan ajar suatu mata pelajaran. Penyajian dalam koran-koran dan mingguan menggunakan bahasa popular yang mudah dipahami.
8) Internet
Bahan ajar dapat pula di peroleh melalui jaringan internet. Di internet kita dapat memperoleh segala macam bahan ajar. Bahkan satuan pelajaran harian untuk berbagai mata pelajaran dapat kita peroleh melalui internet.
9) Media audio visual (TV, Video, VCD, Kaset audio)
Berbagai jenis media audio visual berisikan pula bahan ajar untuk berbagai jenis mata pelajaran. Kita dapat mempelajari gunung berapi, kehidupan di laut, di hutan belantara melalui siaran televisi.
10) Lingkungan ( alam, social, seni budaya, teknik, industry, ekonomi)
Berbagai lingkungan seperti lingkungan alam, lingkungan social, lingkungan senibudaya, teknik, industry, dan lingkungan ekonomi dapat di gunakan sumber bahan ajar. Untuk mempelajari abrasi atau penggerusan pantai, jenis oasir, gelombang pasang. Misalnya kita dapat menggunakan lingkungan alam berupa pantai sebagai sumbernya.